Peningkatansuhu air laut telah merusak terumbu karang. Saat ini banyak terumbu karang yang mati. Alga pada terumbu karang menghilang, menyebabkan terumbu karang mengalami pemutihan. Terumbu karang yang rusak berarti hilangnya habitat untuk hewan-hewan laut untuk berkembang biak dan bertelur.
Dampak perubahan iklim bagi spesies dan ekosistem sudah terlihat nyata. Spesies-spesies makhluk hidup kian menyebar ke arah kutub, bencana kebakaran hutan, dan pemutihan karang menandakan perubahan iklim. Lalu, seperti apa keanekaragaman hayati dunia di masa depan? Penelitian menunjukkan bahwa krisis iklim akan menjadi jauh lebih buruk apabila tidak ada pengurangan emisi. Berdasarkan skenario kenaikan emisi gas rumah kaca yang paling tinggi, pada tahun 2100, setidaknya 50% spesies dunia akan kehilangan habitat dengan kondisi iklim yang cocok bagi mereka. Namun, masih ada pertanyaan mendasar yang belum terjawab, misalnya, kapan ini akan berpengaruh terhadap spesies, apakah terjadi di abad berikutnya atau dalam periode abad ini, apakah berlangsung pelan-pelan, hanya satu spesies di satu periode, atau jumlah spesies yang terpengaruh bisa naik tiba-tiba? Pemahaman kita sangat terbatas tentang kapan dan bagaimana iklim berpengaruh terhadap biodiversitas. Ini karena perkiraan masa depan umumnya fokus per individu. Kami melakukan hal yang berbeda. Kami menggunakan proyeksi suhu dan curah hujan tahunan dari tahun 1850 hingga 2100 terhadap lebih dari spesies laut dan darat untuk memperkirakan waktu paparan bahaya iklim terhadap mereka. Berdasarkan proyeksi ini, kami memprediksi perubahan iklim dapat menyebabkan kehilangan biodiversitas yang mendadak. Ini dapat terjadi pada abad ini, lebih cepat dari yang diprediksi sebelumnya. Analisis terbaru menunjukkan persentase tinggi dari spesies pada ekosistem lokal dapat terpapar bahaya iklim secara bersamaan. Alih-alih bisa bertahan dari dampak perubahan iklim, banyak ekosistem berada dalam kondisi terancam. Risiko dari hilangnya biodiversitas yang mendadak pada abad ini Hilangnya biodiversitas secara mendadak akibat gelombang panas laut yang memutihkan terumbu karang sudah terjadi di laut tropis. Berdasarkan skenario kenaikan gas rumah kaca tertinggi, risiko ini diproyeksikan akan meningkat di tahun 2030-an dan 2040-an, lalu mempengaruhi hutan tropis dan ekosistem beriklim sedang pada tahun 2050-an. Proyeksi suram ini menggunakan model temperatur historis untuk menemukan batas atas dari tiap spesies untuk bertahan hidup, sejauh yang kami ketahui. Saat suhu naik ke tingkat yang baru, ilmuwan akan memiliki bukti, meski sangat terbatas, terkait kemampuan mereka untuk bertahan hidup. Beberapa spesies yang memiliki siklus hidup pendek dapat beradaptasi terhadap kenaikan suhu tersebut. Namun, bagi spesies dengan siklus hidup yang lebih lama –seperti sebagian besar burung dan mamalia– mungkin hanya beberapa generasi yang dapat menyesuaikan diri sebelum terjadi perubahan. Saat sudah terjadi kenaikan suhu, maka kemampuan spesies untuk berevolusi mungkin terbatas. Mengapa ini penting Hilangnya biodiversitas secara mendadak akibat perubahan iklim memberikan ancaman yang signifikan bagi kesejahteraan manusia. Di banyak negara, sebagian besar orang bergantung pada lingkungan untuk pangan dan pendapatan. Perubahan mendadak pada ekosistem lokal dapat berdampak negatif pada kemampuan manusia untuk mendapatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan pangan, bahkan mendorong kepada kemiskinan. Misalnya, ekosistem laut di kawasan Indo-Pasifik, Karibia, dan pantai barat Afrika berisiko besar untuk mengalami perubahan mendadak pada awal 2030-an. Ratusan juta orang di sepanjang wilayah ini bergantung pada hasil tangkapan ikan sebagai sumber makanan utama. Selain itu, pendapatan ekowisata dari terumbu karang juga menjadi sumber pendapatan utama. Di Amerika Latin, Asia, dan Afrika, dan sebagian besar hutan di Andes, Amazon, Indonesia, dan Kongo diprediksikan akan berada dalam bahaya mulai tahun 2050 berdasarkan skenario kenaikan emisi tinggi. Hilangnya kumpulan satwa secara tiba-tiba berdampak negatif terhadap ketahanan pangan masyarakat suatu wilayah. Lebih lanjut, ada penurunan kemampuan tanaman tropis untuk menyimpan karbon apabila burung dan mamalia penting yang berperan kepada penyebaran biji tiba-tiba hilang. Langkah mendesak selanjutnya Temuan-temuan ini menyoroti betapa mendesaknya mitigasi perubahan iklim. Mengurangi emisi gas rumah kaca dengan cepat pada dekade ini akan mencegah ribuan spesies dari kepunahan dan melindungi manfaat yang mereka berikan pada manusia. Menjaga pemanasan global di bawah 2°C akan meratakan kurva risiko perubahan iklim terhadap biodiversitas. Hal ini dilakukan dengan cara mengurangi jumlah spesies yang rentan terhadap bahaya iklim secara masif dan memberi lebih banyak waktu bagi spesies dan ekosistem untuk beradaptasi dengan iklim yang berubah –baik dengan mencari habitat baru, mengubah tingkah laku, atau dengan bantuan konservasi dari manusia. Ada juga urgensi untuk meningkatkan upaya untuk membantu orang-orang di daerah berisiko tinggi menyesuaikan mata pencaharian mereka karena perubahan iklim yang mengubah ekosistem lokal. Bila kita mampu memproyeksikan di mana dan kapan spesies akan terpapar bahaya iklim sepanjang abad, kita dapat membuat semacam sistem peringatan dini yang mengidentifikasi area rentan terhadap perubahan ekologi mendadak. Sebagai tambahan, terkait pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, temuan ini dapat memberikan panduan upaya konservasi, seperti menetapkan kawasan lindung baru yang tidak rentan terhadap bahaya iklim. Mereka juga dapat menginformasikan pendekatan berbasis ekosistem untuk membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan iklim. Contohnya, menanam mangrove untuk melindungi daerah pesisir dari banjir. Ada potensi dalam memperbarui dan validasi proyeksi jangka pendek sebagai respons ekologis terhadap perubahan iklim. Potensi ini harus digunakan untuk menyempurnakan proyeksi risiko iklim terhadap biodiversitas; ini sangat penting dalam pengelolaan krisis iklim. Planet kita masih penuh dengan kehidupan. Dengan kepemimpinan politik yang tepat serta tindakan sehari-hari yang kita lakukan sebagai masyarakat, kita masih memiliki kekuatan untuk mempertahankannya. Nadila Taufana Sahara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris Dapatkan kumpulan berita lingkungan hidup yang perlu Anda tahu dalam sepekan. Daftar di sini. Peningkatankonsentrasi gas rumah kaca akan terus meningkatkan suhu permukaan from ENGLISH MISC at Muhammadiyah University of Semarang Peningkatan suhu menyebabkan hilangnya spesies - Teka-teki Silang "Peningkatan Suhu Menyebabkan Hilangnya Spesies" - Jawabannya adalah "Punah". Teka-teki silang adalah permainan populer yang menguji pengetahuan dan pemahaman kita tentang berbagai topik. Salah satu teka-teki silang yang menarik adalah pernyataan "Peningkatan suhu menyebabkan hilangnya spesies". Dan jawaban yang tepat untuk teka-teki silang tersebut adalah "punah".Perubahan suhu yang signifikan memiliki dampak yang serius terhadap kehidupan di Bumi. Peningkatan suhu global yang terjadi akibat aktivitas manusia, seperti pemanasan global, menyebabkan perubahan lingkungan yang merugikan bagi banyak spesies. Salah satu akibatnya adalah kepunahan spesies yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan suhu meningkat, berbagai ekosistem mengalami perubahan. Hal ini dapat mempengaruhi ketersediaan sumber daya makanan, tempat berlindung, dan kondisi pembiakan bagi spesies tertentu. Spesies yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut menjadi rentan terhadap kepunahan. Mereka mungkin tidak mampu bertahan hidup atau berkembang biak dalam lingkungan yang berubah secara drastis akibat peningkatan polar bear adalah salah satu spesies yang terancam punah akibat peningkatan suhu global. Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara, yang merupakan habitat utama polar bear. Tanpa es, polar bear menghadapi kesulitan dalam mencari makanan dan berkembang biak. Penurunan populasi polar bear menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan spesies hanya spesies di lingkungan kutub, banyak spesies lain juga terancam punah karena peningkatan suhu. Koral terumbu, misalnya, sangat rentan terhadap bleaching perubahan warna akibat kematian alga simbiotik yang disebabkan oleh suhu air laut yang tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan kematian masal koral, yang memiliki dampak besar pada keanekaragaman hayati di terumbu untuk mencatat bahwa perubahan suhu bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan kepunahan spesies. Perusakan habitat, polusi, dan perubahan iklim secara keseluruhan juga berperan dalam menyebabkan hilangnya spesies. Namun, peningkatan suhu merupakan faktor penting yang mempercepat proses kesimpulan, pernyataan dalam teka-teki silang tersebut, "Peningkatan suhu menyebabkan hilangnya spesies", memiliki jawaban yang tepat yaitu "punah". Peningkatan suhu global yang disebabkan oleh pemanasan global merupakan ancaman serius bagi keanekaragaman hayati dan kelangsungan hidup spesies di seluruh dunia. Upaya mitigasi perubahan iklim dan perlindungan lingkungan yang lebih baik sangat penting untuk menghentikan laju kepunahan spesies dan menjaga kehidupan di Bumi untuk generasi hadapan tantangan yang dihadapi oleh perubahan suhu dan hilangnya spesies, penting bagi kita untuk mengambil tindakan yang tepat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi kehidupan dan mengurangi laju kepunahanMengurangi Emisi Gas Rumah Kaca Salah satu upaya utama dalam mengatasi pemanasan global adalah mengurangi emisi gas rumah kaca yang berasal dari kegiatan manusia. Ini dapat dilakukan melalui penggunaan sumber energi terbarukan, efisiensi energi yang lebih baik, transportasi berkelanjutan, dan pengurangan polusi Habitat Melindungi dan memulihkan habitat alami sangat penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem. Ini termasuk menjaga hutan, lahan basah, terumbu karang, dan wilayah alam lainnya agar tetap utuh. Pelestarian habitat yang baik memberikan tempat tinggal dan sumber daya yang diperlukan bagi spesies untuk bertahan Kesadaran dan Pendidikan Pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya pelestarian alam dan keanekaragaman hayati sangat penting. Dengan pengetahuan yang tepat, masyarakat dapat mengambil tindakan yang lebih sadar terhadap lingkungan, misalnya dengan mengurangi pembuangan sampah, menggunakan produk ramah lingkungan, dan mendukung praktik pertanian Spesies Terancam Mengidentifikasi spesies yang terancam punah dan memberikan perlindungan khusus bagi mereka adalah langkah penting dalam menjaga kelangsungan hidup mereka. Ini dapat melibatkan pembentukan kawasan konservasi, larangan perdagangan spesies yang terancam, dan program pemuliaan dan pemulihan Internasional Tantangan perubahan suhu dan kepunahan spesies tidak dapat diselesaikan oleh satu negara atau individu saja. Kolaborasi internasional dalam membangun kebijakan lingkungan global, melakukan penelitian bersama, dan membagikan pengetahuan dan teknologi sangat penting. Hanya dengan kerjasama global yang solid, kita dapat menghadapi tantangan ini secara penutup, peningkatan suhu yang menyebabkan kepunahan spesies adalah masalah yang mendesak dan serius. Namun, dengan tindakan yang tepat, kita dapat memperlambat laju kepunahan dan melindungi kehidupan yang ada di Bumi. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam menjaga keanekaragaman hayati dan mewariskannya kepada generasi artikel kali ini di motorcomcom jangan lupa simak artikel menarik lainnya disini. .